Pages

Rabu, 21 Desember 2011

STRATIFIKASI DAN MOBILITAS SOSIAL


Istilah Stratifikasi berasal dari kata bahasa Latin Stratum (bentuk tunggal) dan strata (bentuk jamak) yang artinya lapisan. Sedangkan kata social berasal dari kata socius yang artinya rekan atau masyarakat. Hal ini dapat diartikan adanya perbedaan penduduk atau warga masyarakat ke dalam lapisan-lapisan secara hierarki atau bertingkat. Perwujudan pelapisan social ialah adanya kelas tinggi,kelas menengah,dan kelas rendah di dalam masyarakat. Adanya pelapisan social sudah mulai dikenal sejak manusia menjalin kehidupan bersama,karena dalam kehidupan bersama sudah membutuhkan penataan atau keteraturan social. Stratifikasi social dalam masyarakat semakin kompleks sesuai dengan perkembangan zaman. Menurut Prof Selo Soemardjan, pelapisan social akan selalu ada selama di dalam masyarakat terdapat sesuatu yang dihargai dan merupakan bibit yang dapat menumbuhkan adanya system yang berlapis-lapis. Sesuatu yang dihargai itu dapat berupa uang atau hal-hal lain yang bernilai ekonomis,politis,dan status social seperti tanah, kekayaan,ilmu pengetahuan,kekuasaan,kesalehan,atau keturunan keluarga terhormat (bangsawan). Semakin banyak seseorang memiliki sesuatu yang dihargai oleh masyarakat maka oramg tersebut dianggap menduduki lapisan atas dalam stratifikasi social. Dan sebaliknya apabila orang tersebut hanya sedikit memiliki sesuatu yang dihargai oleh masyarakat maka orang tersebut dianggap menempati lapisan bawah dalam stratifikasi social.

Pelapisan social dapat terjadi dengan sendirinya,yaitu sesuai dengan kondisi anggota masyarakat. Ada beberapa factor yang biasanya dijadikan alasan atau dasar terbentuknya pelapisan social yang dapat terjadi dengan sendirinya antara lain:
a.       Kepandaian
b.      Tingkat umur
c.       Sifat keaslian anggota di dalam kerabat pimpinan masyarakat (cikal bakal kepala desa)
d.      Pemilikan harta
e.       Keanggotaan kaum kerabat anggota masyarakat
f.       Pengaruh dan kekuasaan
Lapisan social dapat juga terjadi dengan dibuat secara sengaja. Criteria yang digunakan untuk menggolongkan anggota masyarakat ke dalam lapisan-lapisan masyarakat antara lain;
a.       Ukuran kekuasaan
b.      Ukuran kekayaan
c.       Ukuran kehormatan
d.      Ukuran ilmu pengetahuan
Pelapisan social atau stratifikasi social dibedakan menjadi 2 macam yaitu pelapisan social tertutup (closed social stratification) dan pelapisan social terbuka (open social stratification). Dalam system lapisan social yang bersifat tertutup membatasi kemungkinan seseorang untuk melakukan mobilitas social atau berpindah strata. Kedudukan yang dia dapatkan satu-satunya cara hanya melalui kelahiran saja. Seseorang tersebut mendapatkan kedudukan itu berdasarkan keturunan atau warisan dari kedua orangtuanya. Pelapisan social yang bersifat tertutup ini terdapat dalam masyarakat India yang mengenal system kasta. Dimana dalam system kasta ini masyarakat dibedakan menjadi 4 golongan yaitu kasta Brahmana,Ksatria,Vaicya, dan Sudra. Bramana merupakan golongan yang menduduki posisi paling atas. Kasta Brahmana merupakan kasta para pendeta atau pemuka agama yang paling dihormati oleh masyarakat India. Ksatria merupakan kasta orang-orang bangsawan dan tentara dipandang sebagai lapisan kedua. Kasta Vaisya merupakan kasta para pedagang yang dianggap menempati lapisan menengah. Sedangkan kasta Sudra adalah kasta orang-orang biasa (rakyat jelata). Sedangkan mereka yang tidak berkasta adalah golongan Paria. Mereka ini menduduki posisi paling bawah dan jumlahnya paling banyak. Susunan kasta tersebut masih dipertahankan dengan kuat,walaupun kadangkala orang-orang India sendiri tidak mengakuinya.
Ciri-ciri masyarakat kasta di India antara lain:
1.      Kasta yang didapat dari warisan atau kelahiran, sehingga seorang anak memiliki kasta yang sama dengan yang dimiliki oleh ayahya.
2.      Seseorang yang sudah memiliki kasta tertentu berlaku seumur hidup. Ia tidak dapat menghapus kasta yang dimilikinya,kecuali dikucilkan atau dikeluarkan dari kastanya.
3.      Perkawinannya bersifat endogamy, artinya seseorang hanya dapat bersuami atau beristri dari orang-orang dalam kastanya.
4.      Kedudukan yang dimiliki oleh seseorang sangat terikat oleh kastanya.
5.      Hubungan antara kasta yang satu dengan yang lainnya sangat terbatas.
6.      Tiap-tiap anggota kasta menyadari posisi dirinya pada kastanya masing-masing. Setiap anggota kasta menaati norma-norma dalam kastanya.
7.      Kewibawaan kasta selalu dipertahankan oleh pendukung-pendukungnya.
Dalam masyarakat kasta di India untuk mengurangi kontak antar kasta mereka bahkan mengembangkan aturan yang rumit perihal pencemaran ritual (ritual pollution), yang mengajarkan bahwa kontak dengan kasta yang lebih rendah mencemarkan kasta yang lebih tinggi. Kaum Dalit adalah merupakan kaum “paria” di India. Jika seorang Dalit menyentuh seorang dari kasta yang lebih tinggi maka orang tersebut akan menjadi tercemar. Bahkan bayangan seorang paria pun dapat mencemari. Oleh karena itu ada beberapa desa yang tidak memperbolehkan kaum Paria hadir saat pagi dan sore hari karena dikhawatirkan bayangan mereka dapat mencemari orang lain. Seseorang yang telah tercemar,harus mengikuti proses pembersihan (ablution), atau ritual pencucian untuk mengembalikan kemurniannya.
Contoh pelapisan social tertutup yang lain yaitu system kasta semacam di India yang juga dijumpai di Amerika Serikat, di mana terdapat pemisahan yang tajam antara golongan kulit berwarna terutama dengan orang-orang negro. System tersebut dikenal dengan segregation yang sebenarnya tidak berbeda jauh dengan system apartheid yang memisahkan golongan kulit putih dengan golongan asli (pribumi) di Uni Afrika Selatan. System lapisan yang tertutup,dalam batas-natas tertentu juga dijumpai pada masyarakat Bali. Masyarakat Bali terbagi dalam 4 lapisan,yaitu Brahmana,Satria,Vaisa dan Sudra. Ketiga lapisan pertama biasa disebut Triwangsa,sedangkan lapisan terakhir disebut Jaba yang merupakan lapisan dengan jumlah terbanyak. Kasta seseorang biasanya dapat diketahui dalam gelar-gelar yang ikut disertakan bersama nama orang tersebut. Dalam masyarakat yang telah memiliki system pelapisan social yang terbuka,selalu ada kesempatan pindah ke lapisan soaial di atasnya,jika memiliki kecakapan dan kemampuan. Sebaliknya dapat terjadi pula perpindahan dari pelapisan atas ke pelapisan di bawahnya. Dalam system pelapisan social yang tertutup jelas sekali system ini bersifat tegas dan kaku. Suatu system kelas (class system),sebaliknya bersifat lebih terbuka,karena terutama didasarkan pada uang atau kepemilikan materi yang dapat diperoleh.
MOBILITAS  SOSIAL
Kata mobilitas berasal dari bahasa Latin mobilis yang artinya mudah dipindahkan atau banyak gerak. Mobilitas social dapat diartikan yaitu suatu gerak perpindahan seseorang atau  sekelompok warga dari status social yang satu ke status social yang lain. Gerak perpindahan itu dapat berakibat naik turunnya kelas social ataupun tidak. Mobilitas social juga dapat diartikan gerakan social. Gerakan social yang menggunakan nada protes,penuh,serta dengan kekerasan,lebih tepat disebut gerakan social (social movement)
Ada 3 macam bentuk mobilitas social yaitu,mobilitas horizontal,mobilitas vertical,dan mobilitas antargenerasi.
Mobilitas horizontal adalah perpindahan status social yang dialami seseorang atau sekelompok warga dalam lapisan social yang sama. Cirri utama mobilitas horizontal adalah lapisan social yang ditempati tidak mengalami perubahan. Misalnya, Pak Sigit adalah seorang guru di  sebuah SMA di Yogyakarta,kemudian karena ada suatu hal dia harus dipindahkan ke sebuah SMA di Surabaya. Walaupun Pak Sigit tempat bekerja Pak Sigit berpindah,tetapi jabatan beliau tetap menjadi guru di SMA tersebut. Dalam gejala social semacam ini,meskipun seorang atau kelompok warga berpindah tempat atau beralih pekerjaan, kedudukan mereka tetap setara dengan kedudukan sebelumnya.
Mobilitas Vertikal adalah perpindahan status social seseorang atau sekelompok warga pada lapisan social yang berbeda. Ciri utama mobilitas vertical adalah terjadinya gerak naik atau gerak turun dari satu lapisan sosial ke lapisan social yang lain. Gerak social yang naik dinamakan social climbing (up ward mobility). Misalnya,seorang karyawan kantor naik jabatan menjadi kepala bagian karena prestasinya dan kegigihannya dalam bekerja. Sedangkan gerak social yang turun dinamakan social sinking (down ward mobility). Misalnya seorang seorang manager sebuah perusahaan melakukan korupsi sehingga jabatannya langsung diturunkan atau malah dipecat dari perusahaan tersebut.
Mobilitas antargenerasi adalah mobilitas social yang terjadi antar 2 generasi atau lebih. Contohnya; pak Joko adalah seorang petani biasa yang penghasilannya pas-pasan dan hanya tamatan SD,namun Rudi anaknya bisa mengenyam pendidikan sampai ke jenjang yang lebih tinggi yaitu S1,dan berhasil menjadi pengusaha yang sukses. Dalam kasus ini berarti Pak Joko mengalami mobilitas antar generasi yang naik.
Saluran mobilitas social antara lain:
a.       Angkatan bersenjata
b.      Lembaga-lembaga keagamaan
c.       Lembaga-lembaga pendidikan
d.      Organisasi politik,ekonomi,dan kesehatan
e.       Perkawinan
f.       Organisasi pemerintahan
Mobilitas social juga membawa pengaruh dalam masyarakat,baik dalam interaksi maupun dalam struktur social. Mobilitas social dalam masyarakat akan melahirkan konflik dan penyesuaian.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar